Nyaman dan
tak mau kehilangan.
Kata-kata
itu mendeskripsikan apa yg kurasa akhir-akhir ini.
Tak tahu
bermula dari mana dan sejak kapan, yg jelas aku merasa nyaman dan tak mau
kehilangan sosok pria sepertinya.
Kami
berkuliah di tempat yg sama, sering melihat di kampus, berpapasan dan mungkin
saat itu kami sudah tahu nama satu sama lain. akan tetapi kami baru mengenal
satu sama lain tepatnya sekitar 10 bulan yg lalu, ketika dia menjemputku untuk
sebuah acara saat bulan puasa. Kesan pertama berbincang dengannya biasa saja,
tidak pernah menduga bahwa akhirnya kami bisa menjadi teman dekat, bahkan
sangat dekat.
Saling
curhat tentang orang yg disuka, keseharian, kampus, pekerjaan, film, keluarga,
teman, bahkan ketika ada masalah pun kami tidak canggung untuk saling
mencurahkan dan memberikan solusi. Memang awalnya aku merasa risih karna setiap
saat dia selalu chat dan tak jarang menelfon. Aku menduga saat itu, apakah dia
tertarik padaku? Apakah dia mencoba untuk mendekatiku? Yg pasti aku menganggap
semua itu biasa saja dan menganggapnya seperti teman-teman priaku yg lain. Tak
jarang pula kata rindu dan ajakan jalan dia katakan tapi aku selalu menolaknya
dengan alasan bermacam-macam (kau harus memaklumi apa yg menjadi alasanku kalau
kau tau).
Aku mulai
merasakan ‘yg lain’ ketika aku jatuh sakit sekitar 4 bulan yg lalu. Dia selalu
ada, stand by untuk mengetahui kondisiku di saat teman-temanku yg lain bahkan
keluargaku tidak memperhatikanku dan menyepelekan penyakitku. Tiap saat dia
selalu menanyakan bagaimana kondisiku, apakah sudah membaik atau masih
merasakan sakit. Sesekali dia pun menelfon untuk menghiburku karna jujur aku
sedih dan sangat kecewa teman, sahabat bahkan keluarga pun tidak ada yg
memperhatikanku di saat seperti itu.
Entah mengapa dia selalu berhasil
membuatku tertawa di saat-saat seperti itu (untuk kesekian kalinya). Yg membuat
aku semakin kecewa adalah ketika teman-temanku tidak mengetahui bahwa aku
sampai harus rawat inap di RS dan yg memiliki inisiatif untuk menjengukku
bukanlah para teman atau sahabat yg telah lama ku kenal tetapi seorang pria yg
baru aku kenal selama 5 bulan yg dari awal sakit selalu menemaniku tiap saat.
Meskipun pada akhirnya mereka semua datang menjengukku termasuk dia yg rela bekerja
setengah hari bahkan kehujanan dalam perjalanan yg jauh hanya untuk
menjengukku. I felt special in that moment. Baru kali ini ada seseorang, pria
pula yg sampai seperti itu memperlakukanku.
Mungkin
sejak saat itu aku mulai menyadari kehadirannya dalam hidupku. Tepat sebelum
aku mengenalnya, aku memang berdoa pada Tuhan untuk mempertemukan aku dengan
seseorang (pria) yg mengerti aku, memperhatikanku dan bisa menghiburku di saat
aku rentan dan merasa rapuh. Tak lama setelah doa kupanjatkan, dia datang. Itu
mengapa di saat aku sakit, aku sangat merasakan kehadirannya dan menyadari
apakah dia jawaban atas doaku? Apakah dia orang itu? Orang yg selama ini aku
nantikan? Tapi, mengapa harus ada
perbedaan keyakinan di antara kami?
Untuk saat
ini, hanya sampai di situ aku bisa menceritakannya. Mengingat masih banyak sekali
hal yg akan kuceritakan termasuk kelanjutan dari hubungan itu. Mungkin ketika
ada waktu luang, aku akan menceritakannya padamu siapapun itu yg membaca
curahan hatiku ini tak terkecuali dirinya.